Keane dan Kilometer 101.

cerita hari ini dimulai ketika aku harus pulang dalam rangka menyambut bulan ramadhan dan persiapan sidang. perjalanan dari Kota Kembang sampai kampung halaman menghabiskan waktu sekitar dua sampai tiga jam. aku sedang terbengong-bengong menatap hamparan kebun teh di tepian jalur bebas hambatan, ketika everbody's changing dari Keane berputar merdu di telingaku.

berubah.

be-rubah.

ber-ubah?

everybody's changing, and I don't know why.

seperti secarik larik yang dilantunkan Keane padaku yang duduk di bangku bernomor empat, sore ini. untuk itu aku setuju, toh nyatanya semua orang memang berubah. bedanya hanya apakah berubah ke arah yang lebih baik atau tidak. apakah perubahan itu membuatmu melangkah maju atau berguling mundur. menurutku, semua makhluk hidup di alam semesta ini pasti mengalami perubahan. sekecil apapun, terlepas dari sadar atau tidaknya kita terhadap suatu perubahan yang terjadi. terkadang perubahan bisa saja terjadi tanpa kita sadari.

tidak perlu khawatir.

jadi seandainya suatu hari nanti kau diputuskan oleh pasangan dengan alasan:

"kamu udah berubah! nggak kayak dulu lagi!"

besar hati saja, kalau bisa tertawa.

sebab pada dasarnya seluruh manusia dan alam semesta memang berubah sebagaimana kebutuhan dan keinginan membawanya. dinamika membuat jagat raya berputar seperti apa adanya. jangan takut berubah. aku malah takut kalau diam saja.

ah sial, kenapa pikiranku jadi panjang?