Diafragma-Rasa-Logo-2

tentang pernikahan.

/ Tuesday 28 August 2018 /
sejak sekitar satu bulan yang lalu, aku sudah sangat ingin mengangkat topik mengenai pernikahan. tanggal 7 Juli 2018 lalu, kakak sulungku menikah dengan seorang perempuan yang Ia yakini sebagai pasangan seumur hidupnya. selama ini mungkin ketika melihat orang lain duduk di pelaminan sembari menyalami para tamu undangan, hal tersebut membuat diri sendiri bertanya-tanya, "sudah melewati apa saja mereka hingga bisa sampai di sana?"

menikah.
pernikahan.
berasal dari kata "nikah". dengan imbuhan.
yang berarti pertalian, mengikat, atau sebuah jalan menempuh kehidupan baru.

ketika salah satu kakak kandungku sendiri yang memiliki acara "pernikahan", aku baru sadar, ternyata menikah tidak sesederhana yang selama ini aku bayangkan. selama ini yang aku lihat hanya sebuah acara "akad" atau "resepsi pernikahan", tapi menikah ternyata jauh lebih rumit dibandingkan kedua acara itu saja. aku akan bercerita dari sudut pandang perasaanku sebagai panitia inti pernikahan yang harus mengurus segala pernak-pernik mulai dari bahan kebaya, desain undangan, daftar tamu sampai tempat acara. belum lagi mengenai keluarga.

cerita dimulai dari kami sekeluarga yang pergi ke rumah calon mempelai perempuan, pada awalnya kami membahas mengenai maksud dan tujuan kakakku membawa kedua orangtua beserta keluarganya, lalu mereka mulai mendiskusikan hal-hal secara garis besar, seperti tanggal pernikahan, tempat acara, adat apa yang akan digunakan, juga hal-hal material seperti uang mahar dan mas kawin. pertemuan pertama saja sudah luar biasa rumit padahal hanya garis besarnya saja!

pertemuan selanjutnya, kami mulai membahas mengenai hari lamaran. ya, menikah tidak sekonyong-konyong hanya mengadakan pesta pora dan hura-hura semata. kakakku secara 'resmi' harus melamar sang calon istri. membawa seserahan sebagai simbol bahwa si perempuan telah setuju untuk dipinang oleh sang lelaki, juga hal-hal yang mengikat seperti mahar dan cincin pertunangan. yak, semakin banyak rangkaian pernak-pernik pernikahan ini tampaknya.

hari lamaran pun tiba, kakakku dan sekeluarga besar kami beriring-iringan menuju rumah sang calon mempelai perempuan. membawa berbagai macam bingkisan dan seserahan, sebagai tanda bahwa kakakku datang kesana dengan maksud dan tujuan yang baik. lucunya, adat serah-terima ini dibalas oleh keluarga besar si perempuan, saat aku tanya Ibuku, beliau bilang maksudnya adalah mereka menerima niat baik kami dan membalasnya dengan sukacita. oh, begitu, baiklah..
saat proses lamaran dilakukan, pamanku yang paling tua mewakili kami sekeluarga untuk berbicara, memperkenalkan anggota keluarga besar kami satu persatu dan silsilahnya, begitu pula sebaliknya dari keluarga sang calon mempelai perempuan. 

hari itu aku baru tahu, bahwa menikah tidak hanya sekedar menyatukan dua manusia yang saling jatuh cinta, tapi berikut pula keluarganya. 
"jadi begini cara orang-orang membentuk sebuah keluarga.." pikirku hari itu, melihat keluarga besarku dan calon keluarga baruku saling bercengkrama, berkenalan, dan bersatu padu. sungguh pemandangan yang indah, menurutku. dan terbuktilah bahwa manusia memang tidak bisa bertahan hidup tanpa manusia lainnya. nyatanya, menikah bukan hanya persoalan dua orang saja, tapi juga berpuluh-puluh kepala di balik layar yang turut andil menghangatkan suasana. sungguh pengalaman yang tak akan pernah aku lupakan hingga saat aku menikah nanti!

menurutku, acara klimaks dari sebuah pernikahan adalah akad. ingat betul pagi hari menjelang akad, kakakku menghampiriku dan memberikan jabat tangan kanannya padaku,

"dek, coba dulu,"

"apa, mas?" 

kami berjabat tangan.

"saya terima nikah dan kawinnya....... dengan mas kawin tersebut tunai,"

aku tersenyum geli sambil mengacungkan jempol kiriku, 

"udah lancar kok mas, mantap!"

"tunggu, tunggu bentar, coba lagi, lagi,"

akhirnya pagi itu kami latihan sampai tiga kali. kakak keduaku tertawa-tawa melihat si sulung yang grogi setengah mati. karena sebelumnya kami tidak pernah melihatnya seperti itu. Ibuku banjir air mata haru ketika proses sungkeman setelah akad berlangsung. jelas saja, beliau harus rela melepas putra mahkota kesayangannya pada pelukan perempuan lain selain dirinya, hal itu juga menandakan bahwa anak sulungnya sudah betul-betul dewasa dengan membangun sendiri sebuah keluarga.

menikah itu serius sekali. 
dan cinta memang sebuah hal yang luar biasa.
dari sebuah cinta yang dijalin oleh dua manusia, terbentuklah sebuah pertalian yang amat sangat besar, satu sama lain yang tadinya tidak saling mengenal, tiba-tiba saja menjadi saling peduli dan mencintai. sesuatu yang aku pelajari betul bahwa tak perlu ikatan darah untuk menjadi saudara. mengharukan dan mencengangkan, bagaimana manusia bisa menciptakan sebuah tradisi yang sederhana menjadi luar biasa.

padahal sederhananya, untuk menikah hanya tinggal mendaftarkan diri dan pasangan di KUA, lalu meminta penghulu dan seorang saksi untuk mengesahkan mereka berdua. pernak-perniknya yang membuat itu semua jadi kenangan berharga. aku selalu meyakini bahwa pernikahan itu hanya sekali dalam seumur hidup, semoga saja keinginan itu bisa terwujud. meski menikah bagiku merupakan sebuah hal yang masih mengambang di awang-awang. aku tak bisa memungkiri bahwa menyiapkan sebuah acara pernikahan adalah hal yang sangat sangat sangat merepotkan, menguras waktu, energi dan biaya, juga membuat pekerjaan harus sejenak terbengkalai. namun semua orang seperti dapat memakluminya. ternyata begitu banyak rintangan yang telah mereka hadapi bersama, bahkan demi sebuah hari bahagia, sekali dalam seumur hidup.

dalam sudut pandangku, pernikahan adalah sebuah hal serius yang bisa dibuat santai juga, tergantung bagaimana cara kita menyikapinya. memang akan banyak tuntutan dari berbagai pihak, juga permintaan-permintaan yang kadang mungkin irasional atau tidak masuk akal, tapi bagiku semua itu justru adalah tantangan yang harus dihadapi sebelum akhirnya kita bisa yakin untuk berlayar dalam bahtera rumah tangga, di lautan luas yang sesungguhnya. rintangan terbesar selanjutnya justru datang setelah hari pernikahan.

selamat, untuk Mas Aris dan Kak Feby yang telah melangkah menuju sesuatu yang lebih serius. 
aku berdoa untuk segala kebahagiaan dan kebaikan yang akan kalian jalani di masa depan nanti. terima kasih, Mas, sudah memperkenalkan aku juga membawakan kami pada seorang kakak perempuan yang baik hati dan tanpa kusangka juga lulusan psikologi! kamu luar biasa, Mas! 
selamat datang Kak Feby, ke dalam keluarga kecil kami, yang penuh dengan orang-orang ngegas dan bersuara keras. semoga Kakak bisa menjadi penjaga hati Mas-ku yang....ah sudahlah nanti Kakak juga tahu hehehe.

a little storm of happiness just came to us,
once again, thank you and congratulations!

cheers from your (always) little crying toy, Genduk,

0 comments:

Post a Comment

K E Y W O R D S

A R C H I V E

 
Copyright © 2010 ムーン, All rights reserved
Design by NKYuliandani. Powered by Blogger