Pekerja Kata-Kata.

pergi melalui dua terowongan, empat jalan layang, dan tak lupa kemacetan jalanan,

aku menuju sebuah gedung elit di kawasan Sudirman,

rutinitasku setiap pagi:

terduduk di bangku, menyalakan laptop,

membuka microsoft word,

"tulis apa ya hari ini?"

lalu menulis.

menulis.

dan menulis.

ya, hari-hariku dipenuhi dengan kata-kata,

akhirnya, dengan bangga aku bisa bilang bahwa profesiku adalah seorang "penulis".

setelah belasan tahun mencetak buku diary pribadi, mengotori jaringan internet dengan situs blog dan media sosial, atau sekedar tulisan-tulisan acak di pojok buku catatan kuliahku, 

aku mulai menapaki jalur kepenulisan dengan perlahan. 

syukurnya, kali ini, tulisanku dibayar. bukan dengan recehan, bahkan.

hasil karya yang setiap hari mengalir keluar dari kepala, terpampang besar di baliho-baliho sekitaran Jakarta, pun setiap hari muncul di layar ponsel pengguna! sungguh, langkah awal yang tak pernah aku sangka! kini, mereka butuh ideku setiap hari, butuh hasil tulisanku untuk bisa mengerjakan pekerjaan mereka juga. rasanya sungguh luar biasa!

meski jalan yang aku lalui setiap hari tak pernah mudah dan membuatku lelah,

aku tidak akan menyerah. lagipula, bukankah menggapai mimpi memang susah?

mengutip kata si kekasih, "kalau gampang, semua orang bisa! kalau mimpi itu mudah, pasti banyak orang jualan mimpi di pinggir jalan,"

aku, kini bermimpi dengan mata terbuka lebar! mengerjakan tiga bidang kepenulisan sekaligus, ternyata cukup membuatku kewalahan. tapi aku selalu berkata pada diriku sendiri untuk terus mencoba dan selalu selesaikan apa yang telah dimulai. karena hanya anak-anak yang cuma berani memulai tanpa pernah punya niat untuk menyelesaikan, hal apapun itu. aku jatuh cinta pada kata-kata, dan menghidupinya. dengan berani, aku langkahkan kakiku menuju mimpi yang diremehkan banyak orang.

terima kasih, kepada segalanya yang telah membawaku menuju mimpi indahku.

Natasya, 25th, Pekerja Kata-Kata,