Diafragma-Rasa-Logo-2

Menelusuri.

/ Tuesday 18 October 2022 /
"Kalau kopi yang enak itu rasanya gimana, sih?"

"Nggak harus mahal, yang penting kamu suka."

"Berarti nggak ada standar kopi yang enak tuh rasanya harus gimana?"

"Kalau aku balik bertanya, seperti apa manusia normal, kamu bisa jawabnya?"

"...mmm enggak, kayaknya."

"Kenapa?"

"Karena yaa, nggak ada manusia normal. Semuanya unik."

"Aku bisa bilang, hal yang sama juga berlaku pada kopi. Tergantung selera."


Kadang, Rasuki masih memutar ulang percakapan yang terus terngiang. Ia belum mampu menghapuskan beberapa topik acak yang kerap kali dilakukan. Tidak untuk saat ini. Mungkin saja nanti. Entah kapan. 

Rasuki merasa kini hidupnya sepi. Ia tak lagi bisa berkawan dengan sunyi. Ia merasa hampa diantara berbagai bunyi. Hanya ada satu kawan yang dapat menemaninya dalam kesepian, dan Ia telah menghilang. Lebih tepatnya, Rasuki yang melepaskan.

"Melepaskan juga adalah seni kehidupan," ucap Rasuki dalam hati. "Karena tak ada yang abadi, kita semua akan mati, dimakan oleh waktu atau ditelan bumi."

Perlahan, Rasuki merasa mimipinya seakan-akan mati. Larung bersama perasaan yang tak akan pernah tersampaikan lagi hingga di penghujung hari. Ia masih saja merayakan kenangan, yang kadangkala singgah dan masih terasa amat nyata tanpa pernah bisa berlari. Rasuki memegang dadanya, tempat tertinggalnya rasa hampa dengan rasa nyeri yang menyebalkan, yang masih tersisa hingga kini.


Catatan Rasuki, oleh :



0 comments:

Post a Comment

K E Y W O R D S

A R C H I V E

 
Copyright © 2010 ムーン, All rights reserved
Design by NKYuliandani. Powered by Blogger