Perang Kehidupan.

Pukul lima pagi,

terbaring di atas ranjang beroda

memandang langit-langit

dan lampu berkelap-kelip.

Ruangan itu dibuka.

"Membungkuk," perintahnya.

Sebuah jarum merajam tulang sum-sum,

satu kali,

dua kali,

tiga kali,

empat kali......

Tubuhku terasa kebas dan mengawang,

mereka mulai memasang selang kehidupan,

udara dingin menembus sehelai kain yang kukenakan,

baju zirahku, baju perangku,

pertaruhan dan perjudian hidupku.

Pandanganku sayup dan buram,

bukan kantuk namun tak terlalu sadar,

kulihat sekelebat putih menyapaku riang,

"Selamat pagi!"

Bertanya namaku,

tanggal lahirku,

namun tidak tentang kesiapanku,

karena mereka lebih tau.

Sentuhan lembut menjamahku perlahan,

memindahkan kaki kiri dan kanan,

kedua lenganku yang terentang mulai terasa keram,

pada langit-langit kaca kupasrahkan segala kejadian.

Lalu, tangismu kudengar.

Nyaring dan lantang,

suara paling indah,

seiring tangisku yang pecah.

Kukecup keningmu yang basah,

raunganmu sedikit merendah.

Sejak detik itu,

seluruh hidupku berubah.

Pertaruhanku,

Perjudianku,

Peperanganku,

Seluruh hidupku.

Semua untukmu.

Oh, beginikah rasanya menjadi salah satu manusia favorit Tuhan?

Segalaku diselamatkan.

Harinya dirayakan.

Tangisnya menenangkan.

Takdirnya mulai berjalan.

"Selamat, Anda sudah menjadi seorang Ibu dari bayi laki-laki yang sehat dan sempurna."

Aku telah membawa sebuah kehidupan,

yang akan terus kuiringi sepanjang zaman.

Aku tersenyum,

lalu terlelap.

Telah lahir ke dunia fana

"Bisma Aruna Ardhiakusuma"

02/12/2022, pukul 06.25 pagi.